Penipuan Berkedok Slot

Kualifikasi yang Terlalu Mudah

Pada umumnya, sebuah posisi membutuhkan beberapa kualifikasi tertentu yang harus dipenuhi oleh calon kandidat. Beda halnya dengan info dari daftar perusahaan penipuan berkedok lowongan kerja. Mereka akan memberikan kualifikasi pekerjaan yang terlalu mudah.

Misalnya hanya melampirkan CV dan tidak apa-apa jika kamu belum memiliki pengalaman. Bahkan, untuk posisi tertentu pun tidak ada kualifikasi pendidikan khusus. Jika kamu menemukan hal seperti itu, maka hampir bisa dipastikan bahwa info tersebut berasal dari perusahaan penipuan berkedok lowongan kerja. Untuk menghindari hal tersebut, kamu bisa mencoba mencari lowongan kerja dengan mudah di KitaLulus, klik disini ya!

Pelajari Mekanisme Pinjaman pada Umumnya

Prosedur yang normal dilakukan fintech pendanaan pada prinsipnya sama saja dengan pinjaman konvensional. Untuk menjadi debitur, Anda tetap perlu mengisi kelengkapan data diri dan identitas—yang biasanya dikirimkan melalui platformnya berupa foto KTP dan foto selfie Anda bersama KTP, dan formulir pelengkap lainnya.

Tidak ada prosedur yang instan dan langsung dapat pencairan dana begitu saja. Anda juga perlu memahami ragam proses lainnya untuk terhindari dari penipuan. Mekanisme yang terlalu mudah, bahkan tanpa proses verifikasi, seharusnya menjadi hal yang diwaspadai.

Penawaran Gaji yang Tidak Masuk Akal

Zaman sekarang, siapa sih yang tidak mau mendapatkan gaji besar? Biasanya untuk mendapatkan gaji besar, harus diimbangi dengan minimal pengalaman pekerjaan juga.

Tapi info dari daftar perusahaan yang diduga penipuan berkedok lowongan kerja, malah bisa memberikan penawaran gaji yang tidak masuk akal.

Mereka akan memberikan gaji besar untuk lulusan fresh graduate yang belum memiliki pengalaman. Nah, sebaiknya kamu jangan terlalu tergiur dengan tawaran gaji besar ini, ya! Sebab bisa jadi kamu masuk ke dalam modus daftar perusahaan penipuan berkedok lowongan kerja.

Baca juga: Melamar Kerja Melalui Calo Pabrik, Bolehkah? – KitaLulus

Formulir Pengisian yang Tidak Jelas

Satu lagi ciri-ciri info lowongan kerja palsu dari daftar perusahaan penipuan berkedok lowongan kerja, yaitu formulir pengisian yang tidak jelas. Maka dari itu, kamu harus lebih hati-hati dalam membuka tautan dari pihak yang tidak kamu kenal. Modus penipuan ini bisa mengambil data pribadi kamu, lho.

Hal lain yang perlu kamu perhatikan adalah biasanya perusahaan penipuan berkedok lowongan kerja akan meminta kamu mengirimkan foto selfie dengan KTP, foto kartu rekening, atau foto mengenai data pribadi. Apabila kamu menemukan hal seperti itu, lebih baik langsung tutup formulir tersebut, ya.

Ciri-ciri Lowongan Kerja Palsu

Tidak sedikit orang menjadi korban dari perusahaan penipuan berkedok lowongan kerja. Banyaknya orang yang membutuhkan pekerjaan menjadi salah satu alasan dibaliknya tindak kejahatan ini.

Nah, biar kamu bisa lebih waspada dan hati-hati, kamu perlu tahu ciri-ciri lowongan kerja palsu dari daftar perusahaan penipuan berkedok lowongan kerja, di antaranya:

Informasi Sumber Lowongan Kerja Tidak Valid

Ciri-ciri lowongan kerja palsu yang pertama adalah informasi sumber lowongan kerja tidak valid. Bahkan tidak sedikit yang mengatasnamakan perusahaan ternama dan membuka lowongan dalam jumlah banyak.

Untuk mengatasi hal ini, kamu bisa langsung melakukan pengecekan di situs resmi perusahaan terkait lowongan pekerjaan tersebut. Jika ternyata di situs resmi perusahaannya tidak ada informasi apa pun, ada kemungkinan info lowongan tersebut adalah indikasi penipuan.

Tata Bahasa yang Berantakan

Ciri-ciri info lowongan kerja palsu lainnya adalah menggunakan tata bahasa yang berantakan dan cenderung tidak baku. Tahukah kamu, pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tim rekrutmen profesional yang tentunya akan menggunakan tata bahasa yang baik.

Jika kamu mendapatkan info lowongan kerja dengan tata bahasa berantakan, kamu bisa asumsikan bahwa perusahaan tersebut kurang dapat dipercaya. Jika ragu, coba konfirmasi informasinya dengan mengecek apakah nama perusahaan tersebut masuk daftar perusahaan yang diduga penipuan berkedok lowongan kerja.

Hindari Memberikan Data Diri secara Sembarangan

Akhir-akhir ini juga ramai mengenai data diri khalayak berupa foto KTP dan selfie yang beredar dan diperjualbelikan. Hal ini juga patut Anda perhatikan.

Pastikan Anda hanya mengirimkan data pribadi ini kepada mereka yang memang berotoritas. Jangan sembarangan mengunggah foto seperti ini di sembarang tempat. Jika ada keraguan di hati Anda ketika hendak mengirim data, maka sebaiknya Anda tangguhkan dulu dan coba cari informasi lebih lanjut mengenai validitas pihak yang meminta data.

Nah, semoga beberapa tip menghindari penipuan berkedok pinjaman online lewat WA dan SMS di atas bisa membantu ya. Jangan lupa untuk share artikel ini juga kepada teman-teman, kolega, dan keluarga Anda agar kita semua teredukasi dengan baik mengenai bahayanya pinjol ilegal.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menilai judi online hanya memberikan harapan palsu.

Iming-iming keuntungan dari judi online tak lebih dari kedok penipuan yang dilakukan secara massal.

“Digitalisasi jika tidak dibarengi literasi memadai akan memberikan dampak negatif seperti maraknya judi online. Hal seperti ini yang harus diantisipasi di masa depan,” kata dia dalam keterangannya Rabu (11/12/2024).

Ketua Umum DPP PKB itu mengatakan, judi online tidak lebih dari penipuan massal dengan iming-iming meraih kekayaan secara instan. Bagaimana jagonya pelaku Judol pada akhirnya bandar juga yang akan menang.

“Judi online ini penipuan massal yang menghabiskan kapasitas ekonomi daya beli masyarakat paling bawah,” ujarnya.

Baca juga: Cak Imin Tekankan Pentingnya Peran Generasi Muda Perkuat Sistem Demokrasi di Indonesia

Cak Imin meminta agar Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bekerja maksimal dalam memberantas judi online. Situs-situs judi online harus ditutup dan diblokir.

Dia mengatakan, banyak masyarakat yang terlibat judi online adalah masyarakat kelas bawah. Jumlah masyarakat kelas bawah yang terlibat judi online sebanyak empat hingga lima juta penduduk Indonesia.

Baca juga: Atasi Banjir Barang Luar Negeri, Cak Imin Bentuk Satgas Impor

"Jumlah ini tentunya menjadi fakta yang menyedihkan terkait banyaknya masyarakat kelas bawah yang terjebak judi online,” tandasnya.

Untuk diketahui, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah memberantas 5,3 juta konten terkait judi online di ruang digital sejak 2017 hingga 10 Desember 2024.

Sebanyak 72.543 konten, akun dan situs terkait judi online yang telah ditindak oleh Komdigi.

Cyberthreat.id – Seorang pengguna Twitter berbagi kisah bagaimana dirinya ditarget panggilan telepon penipuan (voice phishing/vishing) yang mengatasnamakan perusahaan e-commerce, Shopee.

Pengguna bernama Fitriatul Awaliyyah itu awalnya diiming-imingi hadiah ShopeePay sebesar Rp 2 juta. Kisah bermula saat dirinya menerima pesan di WhatsApp dari seseorang yang menanyakan identitas Fitriatul.

Selanjutnya, penipu yang mengaku bernama Indra Gunawan dan bekerja di Shopee menelpon korban. Ia memberitahu bahwa korban memenangkan undian Shopee 12.12, padahal ia sama sekali tidak mengikuti undian semacam itu.

"Dia basa-basi perkenalan diri sampe menyebutkan IDcard Shopee dia gitu supaya meyakinkan aku buat dengerin," ujar Lala, panggilan akrabnya, di akun Twitter-nya (@lallswanepoel), Kamis (24 Desember 2020).

Tak percaya dengan obrolan telepon itu, Lala mematikan telepon. Namun, penipu itu masih menelepon lagi, beberapa kali. Tidak lama dari panggilan tersebut, Lala mendapatkan pesan kode sandi sekali pakai (OTP) Shopee yang dikirimkan dari WhatsApp.

Lala bingung. Ia tak melakukan apa-apa kok menerima kode OTP. “Kaget aku kok bisa. Aku pun penasaran ini sebenarnya ini ada apa?" tulis dia.

Penipu tadi masih menelepon dan mengabarkan bahwa akun Shopee PayLater milik Lala bermasalah. “Aku kaget dong, mana aku baru banget aktifin SPayLater dan takut kenapa-napa. terus kutanay ada masalah apa,” cerita Lala.

Lala juga diyakinkan oleh penipu bahwa rekening bank BNI-nya bisa ikut bermasalah. Lala waswas: bagaimana bisa si penelepon tahu jika dirinya memiliki rekening BNI.

Tak lama, Lala menerima pesan dari akun resmi Shopee OTP yang mengirimkan kode OTP dan si penelepon tersebut meminta Lala membacakan seluruh isi pesan dari Shopee OTP tersebut.

Lala mengaku tak sadar diri ketika dirinya baca seluruh pesan yang berisi kode OTP tersebut. “Ya kubacain semua dong sampe kesebut kodenya. Bego banget kan, mulus banget modusnya dia,” kata Lala.

Setelah memberikan kode OTP tersebut, si penelepon mengarahkan Lala untuk membuka akun Shopee. Saat itu, Lala langsung tersadarkan diri dan menarik semua saldo ShopeePay ke rekeningnya.

"Yang bener-bener bikin aku sadar dia udah nipu aku tuh pas dia bilang gini 'Mbak barusan transaksi tarik semua saldonya ya?’ Aku langsung matikan telepon dan block," ia menambahkan.

Saat membuka akun Shopee-nya, Lala terkejut bukan kepalang. Si penelepon tadi ternyata telah belanja via akun Shopee PayLater milik Lala hingga Rp 20 juta.

“Dia erus bertransaksi pake SpayLater-ku karena kan saldoku udah kutarik semua,” Lala menceritakan. Setelah tahu kondisi itu, ia pun mengganti PIN dan password Shopee, serta mematikan akun Shopee PayLater-nya.

"Padahal aku udah langsung ganti kode PIN dan password-ku, udah ganti email dan nomor HP juga, sampe verifikasi ShopeePay lewat sidik jari juga, tapi bisa-bisanya dia masih bisa akses akunku," tutur Lala

"Dia bahkan ganti foto profil Shopee-ku dengan foto senonoh," Lala menambahkan.

Yang menarik, si penipu itu bukannya mengirimkan semua hasil belanjanya ke alamat rumahnya, tapi tetap ke alamat Lala.

“Tapi yang aku heran, dia pesan semua itu tuh dikirimnya ke alamat aku semua. ANEH GA? Kupikir dia keknya kesel enggak sih sama aku karena udah ignore dia. Terus pas akunku udah bisa dibajak dia ISENGIN dengan cara pesan macem2, tapi atas nama dan alamatku. Sumpa aku bingung ini motifnya apaan?” tulis Lala.

Lala mengatakan telah melaporkan kasusnya  kepada Shopee dan akunnya juga dibekukan sementara. Lala berharap Shopee dapat lebih tegas dan pengguna Shopee lain lebih berhati-hati dengan modus serupa, agar tidak mengalami kejadian yang sama.

Pengguna lain turut mengomentari cerita Lala tersebut. Akun @bekcuuuuuuu mengaku dirinya juga terkena modus yang sama.

"Aku kemaren juga kena nih, sempet ngasi kode OTP juga trus pas sadar ketipu, akhirnya chat CS Shopee dan minta pembekuan akun sementara. Sebelum chat CS Shopee, aku ganti password Shopee-ku dulu. Tapi, untungnya dia belom sempet CO (check-out) apa pun," ujar bekcuuu.

Cyberthreat.id sudah mencoba menghubungi Shopee Indonesia, tapi belum menerima tanggapan.[]

Redaktur: Andi Nugroho

Dipaksa? Segera Menjauh

Umumnya penyedia jasa pinjaman yang kredibel menggunakan website atau aplikasi resmi sebagai media untuk berkomunikasi. Namun, Anda akan selalu bisa menghubungi pihak fintech pendanaan terkait apabila ada yang ingin ditanyakan secara langsung.

Nah, ini dia bedanya dengan pinjol abal-abal, terutama yang menawarkan pinjaman online lewat WA dan SMS. Biasanya mereka hanya mau menggunakan jalur pesan singkat, agar lebih mudah mengintimidasi (calon) korbannya. Peluang mereka untuk menjerat korban akan lebih terbuka lebar.

Selain itu, jika Anda sudah sekali berkontak dengan pinjol ilegal tersebut, nantinya mereka akan terus memaksa untuk mencapai tujuannya.

Langsung Hapus dan Blokir

Jika ada penawaran pinjaman online lewat WA dan SMS, lebih baik langsung hapus saja pesannya, dan tak perlu ditanggapi sama sekali. Bahkan blokir sekalian, agar mereka tak mengganggu Anda lagi.

Perlu Anda ketahui, bahwa merupakan dosa besar bagi fintech pendanaan legal untuk mengirimkan penawaran pinjaman dana kepada Anda lewat jalur pribadi seperti WA dan SMS, tanpa mendapatkan izin dari Anda. Ada sanksi yang bisa memberatkan lo!

Jadi, jika Anda mendapatkan penawaran seperti ini melalui WA dan SMS, tanpa Anda merasa minta dikirim penawaran, maka sudah bisa dipastikan bahwa pinjol tersebut ilegal. Anda tak perlu menanggapinya.